Selasa, 16 September 2014

Penyadaran akan Diri

Rabu, 16 September 2014
Dunkin Donuts PGC

Dear God,

Ya Tuhan,, ini adalah pengkhianatan saya yang untuk kesekian kalinya kepadaMu.. Dari dulu saya selalu melakukan kesalahan yang sama dan berkata untuk tidak melakukanya lagi, namun hal itu terus-terusan teradi.. Padahal saya tau persis gimana rasanya dikhianati berkali-kali, seharusnya saya tidak melakukan hal itu kepadaMu..
Selama ini saya sering menyalahkanMu atas semua kekacauan hidup dan permasalahan yang menurut saya melebihi batas kemampuan saya.. padahal masalah yang saya hadapi tidak besar sama sekali, dan seharusnya masih bisa saya atasi. Tapi karena mainset saya yang sudah mematok kata “Susah”, “Malas”, “Menyerah” semua masalah saya pun jadi terasa begitu besar dan sangat berat. Saya begitu mudah sekali terjatuh dan hilang motivasi diri untuk menyelesaikan segala kehidupan saya. Saya ngga tau apa sebenarnya penyebab dari semua kekacauan yang ada pada diri saya, saya mencoba untuk mengingat-ingat kembali apa yang terjadi dengan saya sebenarnya..
Dan setelah saya memutar kembali memori otak saya akan segala kehidupan yang sudah saya lalui, dan akhirnya saya tau apa penyebab utama sebenarnya..

Semuanya dimulai dari tahun 2012 sepertinya..
Tahun 2012 adalah tahun masa transisi saya.. ditahun itu saya sedang berada di tahun ke 2 masa perkuliahan, lebih tepatnya saya berada di semester 4. Selain itu organisasi di PGKPS Cikoko juga sedang masa fakumnya, ditambah pembentukan himpunan yang menyita pikiran serta permasalah dengan jurusan arsitek, ditambah juga permasalahan di rumah yang selalu teradi dikarenakan keegoisan akan seseorang.. hari demi hari, dan bulan berganti bulan, sepertinya kehidupan saya semakin rumit.. kerumitan kehidupan yang saya rasakan terasa sangat mencekam, dan membuat saya berubah jauh 180 derajat dari diri saya yang sebelumnya.. sifat tempramental, gampang marah, berpikir terlalu sempit, tidak melihat sebuah masalah dari semua sisi, berpikir lebih jauh sebelum bertindak. Setiap ada masalah saya malah mengurung diri, dan menganggap tidak ada jalan keluarnya. Ditambah dengan tekanan yang ada, tekanan dari kerjaan di sekretariat, tekanan di kampus, tekanan dari keadaan rumah. Semuanya jadi berkumpul bersatu di dalam otak saya.. semakin lama, saya semakin kacau, kehidupan di perkuliahan mulai saya tinggalkan perlahan-lahan. Setiap hari saya keluar rumah, pergi ke tempat yang bisa menenangkan jiwa saya. Memang tempat-tempat yang saya kunjungi bisa menenangkan jiwa saya, tapi hanya sebentar saja. Setelah pulang kerumah, permasalahan dan tekanan itu masih aja ada tidak hilang ataupun berkurang sedikitpun. Makanya setiap hari lah akhirnya saya pergi kesana-sini untuk menghilangkan kepenatan saya walau hanya sementara saja.
Saya pun terbuai dengan keadaan yang tak menentu ini hampir setengah tahun, akhirnya saya berpikir sejenak apa yang saya lakukan selama ini adalah yang benar? Tentu saja tidak! Saya mencoba untuk tidak melakukan hal yang seperti biasanya saya lakukan, yaitu keluar rumah pergi kesana-sini tanpa tentu arah. Saya berhasil menyadarkan diri saya, dan mencoba kembali memasuki dunia perkuliahan.. tetapi ternyata itu tidak bertahan lama, hanya dihitung beberapa hari dan saya pun kembali menjadi orang yang tidak tentu arah lagi. Hidup segan Mati tak mau! Itulah kalimat yang menggambarkan diri saya saat itu.
Kembali saya menjadi orang yang seolah tidak mempunyai maksud dan tujuan untuk hidup. Merasa diri saya tidak berguna dan tak pantas untuk hidup di dunia ini.  Seiring dengan berjalannya waktu sampai saatnya saya sungguh-sungguh sadar apa yang sebenarnya membuat diri saya menjadi seperti ini. Jawaban atas semua permasalahan yang saya alami, yaitu jauhnya saya dari Tuhan. Bukan hanya jauh, sepertinya saya ngerasa kalau Tuhan itu hilang dari diri saya. Sebenarnya bukan Tuhan nya yang hilang, tetapi sayanya yang tidak mendekatkan diri dan mecari Tuhan, bahkan tidak sadar kalau saya sudah jauh dari Tuhan.
Dulu, saat saya masih SMP saya memang tidak rajin saat teduh, bukan saya bahkan tidak pernah saat teduh. Tetapi saya selalu berdoa dan melibatkan Tuhan di dalam pekerjaan saya. Saya memang tidak pernah saat teduh baik di pagi hari atau di malam hari, alkitab saya baca disaat sekolah minggu atau di acara-acara kebaktian yang memang akan membaca alkitab. Dan saya masih ingat persis semua kisah tokoh-tokoh dalam alkitab yang saya terima disaat sekolah minggu. Saya adalah tipe orang yang senang atau mudah mengingat suatu kisah atau cerita melalui bentuk film dan peragaan. Untuk hal berdoa, saya tidak pernah lupa, bahkan kadang orang membicarakan saya karena apa yang saya lakukan dan apapun yang saya makan pasti saya doakan. Teringat ada yang berkata “makan roti aja didoakan, aku aja ngga pernah”. Ya seperti itulah diri saya saat itu. Sampai pada akhirnya terjadilah kejadian yang memang membuat saya menjadi terguncang..
Ditahun yang sama secara sekaligus, tiga orang yang ada didalam bagian kehidupan saya pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Ya, mungkin kepergian memang sudah harus terjadi, namun ada hal yang benar-benar membuat saya sakit. Semuanya terjadi disaat saya sedang berdoa meminta permohonan kepada Tuhan. Didalam doa saya meminta untuk menyembuhkan kesehatan dan keadaan yang sedang dialami oleh mereka, dan masih dalam keadaan berdoa itu pula saya tidak sengaja terdiam dan mendengar kabar yang tidak saya percayai. Saya mendoakan dan dalam kondisi masih berdoa akhirnya pun terjadilah kabar yang sangat menyedihkan. Kalau kata orang yang memiliki iman luarbiasa, itu adalah jawaban yang terbaik dari Tuhan untuk orang yang sedang melawan sakit yang dideritanya. Namun menurut orang biasa seperti saya, hal itu seperti doa yang salah yang telah saya lontarkann kepada Tuhan, menganggap doa saya adalah kutukan. Dan akhirya saya pun menyalahkan diri saya sendiri atas apa yang telah terjadi.
Hari demi hari, bulan berganti bulan, saya menyalahkan terus diri saya, menganggap kejadian itu dikarenakan oleh saya. Kematian yang dikarenakan doa yang saya minta ke Tuhan.
Setelah angkat sidi, saya yang merasa diri saya kacau dan membawa malaoetaka dalam keluarga, akhirnya perlahan memudarkan kesalahan pemikiran yang saya buat. Saya yang hancur kembali dikuatkan dengan PA (Pendalaman Alkitab) atau KKM (Kebaktian Kaum Muda) di PGKPS Cikoko. Dan akhirnya saya pun terjun ke dalam organisasi PGKPS Cikoko dan sungguh sangat menikmati kehadiran Tuhan selama saya mengikuti kehidupan di PGKPS. Semuanya terasa sangat hidup, dikarenakan membaca alkitab yang sudah mulai rutin. Ditambah adanya KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) yang tidak sengaja terbentuk. Kehidupan saya selama SMA sungguh sangat terasa sekali warnanya. Dan sampai suatu ketika KTB pun berhenti dikarenakan kakak-kakaknya sudah sibuk dengan dunia selanjutnya yaitu mencari pendamping hidup. Tidak masalah KTB berhenti, masih ada pegangan hidup saya di KKM atau PA.
Dan datanglah dimana tahun 2011 pergantian pengurus pemuda dan masa-masa mulai kuliah semester 2 dan terjadi konflik yang ada di kampus. Setelah pergantian pengurus pemuda di tahun itu ternyata semuanya jauh berbalik 180 deraat dari masa pemuda yang saya alami sebelumnya. Sampai pada akhirnya kegiatan pemuda pun fakum.

Yah, itulah penyebab dari kekacauan diri saya, jauhnya diri saya dari Tuhan.
Saat ini Tuhan, saya sungguh-sungguh ingin mengembalikan diri saya yang sebenarnya, diri saya yang mengenal dan mengandalkan diriMu saja. Saya ingin memulihkan diri saya, Tuhan. Belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama untuk kesekian kalinya. Saya tidak boleh terjatuh dalam lubang yang sama untuk yang ketiga kalinya, saya ingin bangkit Tuhan! Saya sungguh ingin bertekad, dan memotivasikan diri saya sendiri. Di dunia ini saya kembali tidak akan mengharap orang lain dapat membantu saya dalam menyelesaikan permasalahan yang saya alami. Tetapi biarlah saya menanganinya sendiri yang tentunya saya menyerahkan segala kegusaran dan segala usaha yang saya lakukan kepadaMu.
Saya harus menjadi manusia yang baru, yang benar-benar siap untuk menghadapi hari terakhir saya nanti. Saya tidak tau kapan saya akan berakhir, tapi saya selalu merasakan semakin hari semakin berkurang sisa hidup saya di dunia ini. Semakin hari semakin menipis, dan saya ingin menjadi manusia yang benar-benar akan bertobat dan menyerahkan kehidupan saya kedalam tangan pengasihanMu saja Tuhan.. saya hanya ingin meminta yang terbaik ketika saya berakhir nanti, saya yakin dan percaya Engkau sudah menyediakan tempat yang tepat buat saya. Saya tidak tau apa tempat itu, tapi tempat itu sudah pasti tempat yang paling tepat untuk saya.
Ya Tuhan, biarlah setiap mata, hati, pikiran, jiwa, roh, dan tubuh saya ini, Engkau saja yang  mengendalikannya. Biarlah kehidupan saya berjalan seturut kehendakMu.
Oya Tuhan, saya memohon restu dan berkatMu kepada saya untuk usaha yang saya lakukan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Berikan salam saya kepada opung dan bapak disana, saya berjanji akan menjadi orang yang membanggakan keluarga bapak, dan mewujudkan arti nama yang opung berikan ke saya. Bilang kepada opung dan bapak agar menyaksikan kesuksesan saya di masa depan nanti, dan terus mendoakan saya dari sana. Dan sampai akhirnya saya boleh bertemu dengan mereka lagi disana.
Terima kasih, Tuhan
Terima kasih Engkau selalu ada untuk saya, selalu setia walaupun saya sudah sangat mengkianatiMu dan membuatMu terluka atas segala tindak dan pikiran saya.
Terima kasih..

                                                                                                                                                                Your beloved daughter,


                                                                                                                                                                                                M.W.S